Thursday, April 10, 2008

Sulitnya Mengemban Amanah

Anda sering diberi amanah? berbahagialah anda, itu adalah tanda dari orang-orang yang sangat mempercayai anda.Apa saja sih bentuk dari amanah itu? yah macem-macem.Tapi, orang-orang sering mengartikan amanah itu dalam bentuk harta, anak ato keluarga, dan terutama jabatan.Tapi, tahukah anda, jika amanah itu sangat berat sekali untuk diemban karena emang amanah itu adalah bentuk pertanggung jawaban kita terhadap Allah SWT?

Wah, kalo orang-orang di zaman dulu terutama di zaman Rasulullah kalo diberi amanah niscaya mereka akan lari dan kalo bisa menghindar dari tanggung jawab yang amat sangat berat tersebut.Loh mengapa? karena emang saking mereka takutnya kepada Allah SWT.Semakin besar amanah yang ditanggung, semakin besar pertanggung jawaban kita kepada Allah SWT.

Aq ambil contoh sederhana aja gini, misalnya anda diberi amanah sebagai Menteri Kesehatan.Lha, otomatis pekerjaan utama anda adalah mengurusi bidang kesehatan masyarakat dan tetek bengek lainnya dong.Nah, kalo diliat dari realita Indonesia sekarang ini gimana? banyak rakyat miskin dan nggak sehat.Banyak juga rakyat kelaparan dan menderita gizi buruk.Iya, kalo yang menderita gizi buruk aja cuman satu orang, tanggung jawab kita udah repot banget.Lha ini banyak menimpa sebagian besar masyarakat utamanya di belahan Timur wilayah Indonesia.Nah loh, gimana coba?
Nah, misalnya kalo jadi Menteri Kesehatan aja tanggung jawabnya udah besar begitu, gimana kalo jadi Presiden? wah, itu tanggung jawab yang lebih besar lagi.Karena apa? karena Presiden adalah pimpinan yang membawahi anggotanya, para Menteri yang bertujuan untuk melayani masyarakat.Nah, jika ia membiarkan si Menteri Kesehatan berlaku seenaknya berlaku tidak amanah serta cuek bebek melihat banyak rakyat kelaparan dan menderita gizi buruk, maka berdosalah sang presiden.Iya kalo Menteri Kesehatan aja yang berlaku tidak amanah, gimana jika yang nggak amanah itu semua menteri di 1 Kabinet? wah, bisa tambah besar lagi tanggung jawab sang Presiden di mata Allah SWT.

Melihat contoh sederhana di atas, betapa sangat berat kan mengemban semua amanah itu dan melaksanakan-nya dengan baik dan penuh tanggung jawab? Postingan ini juga bukan berarti kalo anda setiap diberi amanah lalu menolak amanah itu mentah-mentah, karena betapa-pun jika anda merasa yakin dan sanggup mengemban amanah itu, lalu anda lari, maka anda juga berdosa.Tapi, postingan ini mengajak untuk merenungi, janganlah kita meminta-minta dan berlomba-lomba mengejar amanah apalagi rela untuk membayar demi mendapatkan amanah berupa jabatan tersebut.Karena jika dari awalnya aja udah buruk, gimana kalo anda berhasil mendapatkan amanah tersebut?

Yang terpenting adalah ucapkan rasa syukur jika anda mendapatkan amanah, karena itu adalah peluang bagi anda untuk mendekat kepada-Nya dan jangan lupa emban-lah amanah itu dengan rasa penuh tanggung jawab, ikhlas dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya sembari tidak lupa amanah yang kita pikul itu nanti akan kita pertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT.

15 comments:

Anonymous said...

setuju bang..!!
kadang aku juga mikir, kenapa orang yang baru dapat jabatan sering merayakannya lewat perayaan yang berlebihan..
bukankah lebih baik merenung..?? karena dia baru saja mendapat tugas yang luar biasa berat..??

money politic..??
suap menyuap..??
adalah penistaan terhadap amanah..!!

Toim said...

@tehaha
Cepat juga komentar ente yg masup, bung.Yap, emang banyak orang salah menapsirkan amanah.Padahal tugas yg sangat berat, eh malah disalahgunakan :(

Anonymous said...

Ya semoga para blogger juga bisa menjaga amanah biar gak dituduh sebagai hacker or cracker lagi :D
wah apa hubungannya ya? :)>-

Toim said...

wekekeke, klo ini sih gak ada hubungan-nya.Klo menurutku sih, klo hacker bs menjadi blogger, klo blogger blon tentu bs jd hacker, contohnya ya aq ini :D

Anonymous said...

yups
setuju
semakin tinggi posisi atau jabatan seseorang semakin beart beban yang dipikulnya..
tapi diriku heran kok di Indonesia kebanyakan orang kebanyakan yg mencari amanah yang berat :(

Toim said...

@hanggadamai
Yah, karena semakin berat amanah yg dipikul, semakin gede fasilitas & gaji yg ditawarkan :D

Anonymous said...

ini lagi bahas si anggota dpr itu bukan? agh sudahlah...

pertanggung jawaban di dunia bisa dibohongi, tapi nanti.. di hari akhir.. huff. susah diungkapkan dengan kata2

Antown said...

contohnmya sudah berat bos.
kalo jadi menteri kesehatan sudah berat itu. Tapi bagus tulisannya, saya suka

keep smgt yak!

Toim said...

@waterbomm
Bukan...sama sekali bukan..postingan-nya aja udah masup sebelon kasus itu keluar.
emang setelah hari2 di dunia, masih ada hari di akhirat.

@antown
Cuman contoh aja koq, bung.Anda bs memikirkan contoh dr pekerjaan lain dan apa konsekuensinya dr pekerjaan tsb :D

Anonymous said...

Setuju...

Tapi kadang saya suka bimbang. Klo dikasih amanah gtu suka rada gak enak buwat nolak, padahal pingin banget nolak. Huhuhuhu....

Anonymous said...

wah bener banget tuh.. pas dapet amanah untuk sesuatu hal, kadang merasa senang juga, tapi setelah ditimbang-timbang, tanggung jawabnya gede juga.

Toim said...

@adit-nya niez
Yah, klo merasa mampu, kenapa ndak? tp klo gak bs yah tolak aja ^^

@ridu
Terkadang amanah prlu diambil sbg pembelajaran bagi diri kita utk bertanggung jawab.Asal jgn diselewengin aja ya? ;)

Juminten said...

uhmmm...
saya belum diberi amanah (baca : anak)
soalnya belum menikah! hehehe... :P

btw, tanpa sadar saya jg cukup sering melalaikan amanah yg telah dititipkan kpd saya. hix... :(
sayang, sadarnya kalo udh berantakan gitu...
makanya, skrg lebih suka "nolak" kalo dapet amanah. :P
sadar diri aja, sih...

Toim said...
This comment has been removed by the author.
Toim said...

@Juminten
Yeee...Jumi.Amanah bkn hanya anak loh.Lha kmu punya si macbook keren itu jg amanah loh, meski kecil2-an :D
Oh ya, si nona Nieke, keluarga dan segala hal yg kmu punya jg amanah yg dititipin ama kmu.Jaga baik2 ya? ^^