Monday, March 3, 2008

Pelajaran Dari Wong Cilik

Tempo hari, sewaktu aq membeli singkong goreng kesukaan bapak, dengan sok akrab aq ngobrol dengan sang penjual gorengan.Terus aq pun nyeletuk, "Wah, harganya naik ya, bu.Biasanya kan Rp.500 sekarang jadi Rp.600."Iya, Mas.Abis, sekarang apa-apa naik.Harga minyak goreng naik, tabung elpiji naik, belum lagi tepung terigu latah ikut-ikutan naik.Ndah taulah, yang penting dijalanin aja".Aq pun tersentak, "Waduh, banyak banget ya, yang harganya naik.Padahal sepintas dalam hati aq ngegerundel, koq sekarang harga goreng-gorengan naik, padahal cuman naik Rp.100.Aq jadi merasa bersalah, dan tanpa sadar betapa susah penderitaan kaum marginal seperti ibu penjual gorengan tadi

Aq pun mulai ngayal, betapa mulia-nya hati si ibu penjual gorengan dan pedagang-pedagang kecil lainnya.Mereka berjuang mencari nafkah untuk menghidupi dirinya sendiri dan anak-anaknya tanpa meminta sepeser pun bantuan pemerintah.Mereka nggak ngelamar pekerjaan dengan menjadi pegawai negeri yang bekerja di bawah departemen pemerintahan, tetapi berusaha mandiri mencari penghasilan dengan berjualan kecil-kecilan.Mereka pun bebas dari tanggungan APBN.Bahkan, mereka pun rela di-pajaki oleh pemerintah dari penghasilan mereka sehari-hari, dimana kalo pajaknya udah ngumpul malah jadi makanan empuk para pejabat-pejabat busuk

Mereka pun pasrah dan nrimo kalo sewaktu-waktu pemerintah menaikkan harga BBM, harga listrik dan harga kebutuhan-kebutuhan pokok nan vital lainnya dengan alasan pemerintah yang dibuat-buat dan yang tak mereka mengerti.Mereka pun tak pernah meminta kenaikan tunjangan ini itu layaknya pejabat yang cengeng apalagi meminta studi banding yang hanya kelayapan dan mboros-mborosin anggaran negara saja.Bahkan, mereka pun sekarang terdiam lesu ketika pemerintah banyak mengizinkan hypermart-hypermart yang bertumbuhan di sana -sini yang telah mengurangi pendapatan mereka secara drastis.Kebijakan-kebijakan impor yang dilakukan pemerintah makin memukul pedagang -pedagang kecil sehingga hidup mereka yang udah susah jadi makin susah

Jikalau pendapatan mereka kurang ato pun anak-anak mereka merengek-rengek minta uang jajan dan sekolah, mereka hanya menghela lemas dan harus berpikir tujuh keliling mencari utangan di sana sini.Tak jarang mereka menggadaikan barang-barang berharga mereka demi anaknya, bahkan tak jarang juga berbuat kriminal dan melakukan aksi tipu menipu dalam berdagang untuk mencukupi urusan perut

Hebatnya lagi, mereka senantiasa mendo'akan, menghormati bahkan mengelu-elukan pejabat/pemimpin tersebut jikalau pejabat pemerintah itu datang ke desa-desa ato pun gubuk mereka yang tak layak huni.Tak jarang mereka juga terpengaruh oleh janji-janji dan omongan-omongan manis yang banyak dijanjikan pejabat bahwa nasib mereka akan berubah.Tapi, kenyataannya?

Sungguh, suatu pelajaran berharga dari seorang pedagang gorengan yang patut direnungi.
Terima kasih ya, Bu

10 comments:

Anonymous said...

inspiratif..
kita harus selalu bersyukur memang..

Anonymous said...

Udah baca berita ada pedagang gorengan yang bunuh diri gara2 harga serba naik???

Toim said...

@tehaha
Yah selalu.Baik lewat ibadah maupun perbuatan :D

@adit-nya Niez
udah, bro.Moga2 gak ada lg yg kayak gitu, ya.Hidup kan kudu berjuang trus2-an.

Anonymous said...

emang..hati yang puas..itu membahagiakan..

tak peduli bagaimana keadaan kita di mata orang. Allah Maha Pemberi Rizki, ga ada satupun makhluk yang tak dipeliharaNya :).

Toim said...

@Ilma
Aduh, mbak Ilma.Kata2-mu itu nyentuh bgt.Makasi ya...

Anonymous said...

Jadi orang kecil emang kalo gak nurut mau gimana lagi. Ya kita bisanya cuma nurut doank.
Kalo gorengan naik, ya gak usah digoreng, direbus aja lebih sehat :D

Anonymous said...

terkadang manusia terlalu sombong..
tp ternyata jiwa yg bersih itu ada di sebuah relung hati seorang ibu yg insyaAllah mulia dimataNya.. ;)
kita bisa seperti itu ga yaah ??? :)

Toim said...

@rosyidi
mang bnr kt kmu, Gam.Abis mo gimana lg? wong rakyat jelita eh jelata :D

@theloebizz
seratus buat kmu, Fini...

Anonymous said...

nih kalo gagal komen lagi mbah suruh pindah wordpress aja grrrrrrrrrrr

negara memakai merk dagang rakyat untuk menghasilkan bantuan dan dana, tapi hasil dari dagang tersebut tidak pernah di rasakan rakyat, yg ada rakyat semakin sengsara, terdesak ke jurang kemmiskinan.

*mulai malu mejadi bangsa indonesia*

Toim said...

@mbah sangkil
Adoohh..mbahku, jgn marah2 gitu donk ya.Maap tadi di renovasi dulu, mangkanya rodhok angel.Tapi, saiki puas2-in deh klo mau komen :D
Mbah, jgn malu donk jd bangsa Indonesia, mbah jg kan idup di indonesia.Sabar terus ya mbah :P