Tuesday, February 5, 2008

Lakukan Demo Dengan Damai

Di zaman demokrasi atau kebebasan sekarang ini, semua orang jadi bebas untuk mengemukakan pendapat baik lewat tulisan ataupun visual.Pendek kata, setelah lama terpasung oleh zaman orde baru ala Soeharto, semua orang berlomba-lomba untuk mengekspresikan kebebasan tersebut.
Dan ada satu hal yang mencolok yang sering aq temui di media televisi ataupun koran, yaitu banyaknya demo.Bukan demo masak ataupun demo produk baru loh, melainkan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi.Yah, di era reformasi ini banyak sekali demonstrasi yang terjadi.Dikit-dikit merasa gak puas, demo terjadi.Calon pasangan yang didukung dalam pilkada kalah, demonstrasi.Gaji atau upah kurang, demonstrasi lagi.Dan masih banyak lagi.Cape deh...
Dan parahnya lagi, demonstrasi yang dilakukan tersebut tak jarang atau hampir selalu pasti disertai tindakan anarkis.Mereka berlagak seperti seorang anak kecil yang tak dipenuhi keinginannya, dan mereka bebas melakukan apa saja termasuk merusak properti tak berdosa yang ada di dekat mereka.Mobil, motor bahkan gedung yang ada di sekitarnya tak luput dari pengrusakan mereka.Padahal apa sih salah para benda mati yang ada di sekitar tempat demo tersebut?
Padahal demonstrasi yang mereka lakukan terkadang banyak merugikan diri mereka sendiri.Pertama-tama, mereka telah meluangkan banyak waktu dan tenaga percuma hanya untuk ikut-ikutan demonstrasi yang gak jelas juntrungannya tersebut.Tak jarang mereka hanya ikut-ikutan saja, dan kalo ditanya untuk apa sih mereka demo dan apa tuntutannya, mereka terbata-bata dalam menjawab.Nah lo, udah panas-panasan dan bentrok ama polisi, ngrusak pula, dan itu semua dilakukan untuk sesuatu hal yang kurang mereka ketahui? Walah...walah...
Kedua, Di saat mereka melakukan tindakan anarkis baik itu ngrusak properti ataupun gedung pemerintahan misalnya seperti gedung DPRD atau kantor instansi pemerintahan lainnya, itu malah merugikan kedua kali para demonstran tersebut.Tahukah anda gedung, pagar, kaca atau pun benda lainnya yang dirusak dalam demonstrasi itu didapat dari mana? yap, dari APBD jawabnya.Dan APBD itu dari mana? yah, dari uang-uang anda juga alias uang rakyat termasuk para pendemo tersebut.Jika anda rusak, maka para pegawai kantor instansi pemerintahan itu tinggal mengambil dari dana APBD untuk mengganti properti yang telah anda rusak, gampang kan? Kasarannya, anda telah merusak barang anda sendiri secara tak langsung.
Ketiga, anda telah mengambil hak-hak umum yang orang lain berhak untuk menikmatinya juga.Tahukah anda, jalanan jadi macet karena demo yang anda lakukan.Belum lagi, kotoran dan sampah yang anda tinggalkan setelah anda melakukan demo.Orang pun menyumpahi anda jika anda merusak barang atau properti yang mereka punya.Dan, dosalah anda.
Pendek kata, demonstrasi dengan turun ke jalan bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai titik temu.Masih ada cara lain.Mungkin dengan perwakilan atau mengirim senior/ketua anda ke meja runding yang mengetahui secara pasti duduk permasalahan yang terjadi.Dan, kalaupun demo di jalan harus terjadi, lakukanlah dengan tertib dan damai, sehingga tindak anarkis tidak terjadi.Polisi pun ringan dalam menghadapi anda, karena toh para polisi saudara anda juga, bukan? :P

9 comments:

Anonymous said...

Ya, inilah akibatnya kalo demokrasi tidak dikontrol. Dibiarkan bebas sebebas2nya. Akhirnya rusuh. Kalo katanya temanku yg akitivis, demo bakar2 ban bekas dll itu biar susasna semakin tegang, jadi tambah semangat. Orang BEGO. Jelas2 itu malah menimbulkan polusi udara. Menyebabkan pemanasan global yang akhirnya dia sendiri yang rugi. Mahasiswa koq pemikirannya masih sempit. Gak memikirkan efek jangka panjangnya. :((

Anonymous said...

Kayaknya masih ada salah persepsi yang namanya demokrasi. Mungkin mereka pikir demokrasi itu bisa sebebas-bebasnya menyuarakan suaranya dengan cara sebebas-bebasnya, makanya itu tindakan anarki pasti selalu terjadi. Sedih juga liat mahasiswa kayak gitu, masa depan ada ditangan orang seperti itukah?

Toim said...

@Agam
Oh, bakar2 ban itu tujuannya itu toh? kirain mereka ngamuk terus bawa2 lalu bakar ban :P

@Lisan
Iya sih, harus ada pelurusan makna demokrasi yg sesungguhnya

Anonymous said...

kemerdekaan mengeluarkan pendapat yg kebablasan, apalagi kalo yg melakukannya adalah mahasiswa yg notabene adalah "kaum intelektual" harusnya bisa dilakukan dengan cara-cara indah dan manis. kalo mahasiswa yg jelas-jelas kaum intelektual aja anarkis, gimaa yg cuma lulusan sd bahkan tidak sekolah?

kalo kata bang Haji Ter..la...luuu

Anonymous said...

nah itu dia, demokrasi sepatutnya sejalan dengan hukum..

Toim said...

hehehe, iya mbah :P
tp gak semua mahasiswa galak2 koq, yg manis bnr-an jg ada :D

Toim said...

@Cempluk
Setuju buat mas cempluk, demokrasi hrs tertib & damai.Piss, yo :P

Anonymous said...

SETUJU !!!!!!!
Bukan hany itu, yang tidak habis pikir juga, banyak banget demonstran tidak tau apa yang didemokan oleh mereka. Mereka hanya pemain pembantu yang diperbantukan untuk kepentingan pribadi seorang oknum. Tanpa mereka sadari bahwa mereka tidak ubahnya seperti kambing congek, disuruh kanan kekanan, disuruh kekiri ikut kekiri, g punya prinsip blas.Padahal tidak menutup kemungkinan oknum itu adalah orang yang pernah tidak naik kelas tau gak lulus sekolah, tolol banget kan?

Toim said...

@anonymous
seharusnya demo emang hrs tau tujuannya apa.Setuju aq, mas :D