Wednesday, October 10, 2007

Perbedaan Menuju Persatuan

Salah satu penyebab umat Islam semakin mundur adalah salah menafsirkan hadist atau ayat Al-Qur'an sehingga banyak merugikan umat Islam itu sendiri.Salah satu diantaranya adalah salah menafsirkan bahwa "Perbedaan Pendapat adalah Rahmat".Menurut saya, umat Islam salah menempatkan mana perbedaan pendapat yang menjadi rahmat, mana yang bukan.
Nah, salah satu problem yang selalu muncul dalam umat Islam adalah dalam penetapan 1 Syawal. Ada 2 organisasi besar Islam yang selalu keukeuh menetapkan 1 Syawal menurut versi mereka masing-masing, sehingga umat Islam menjadi terbelah dalam merayakan Idul Fitri.
Saya turut menyayangkan kenapa hal ini bisa terjadi.Kenapa sih harus ada perbedaan antara 2 kubu? kenapa harus ada perbedaan versi penetapan 1 Syawal? dan sejuta kenapa-kenapa yang lainnya.Apa tidak sebaiknya mereka menunjuk 1 pihak yang berwenang (yaitu pemerintah) yang terdiri dari pihak-pihak ahli dari 2 kubu tersebut untuk merundingkan penetapan 1 Syawal sehingga tidak membingungkan dan memecah belah umat?
Saya juga menyayangkan betapa besarnya ego mereka untuk mempertahankan pendapat kelompok mereka masing-masing dan tidak memperhatikan kepentingan yang lebih besar yaitu umat Islam.Seharusnya mereka berbeda pendapat tapi menuju kesatuan.Apa itu? saya menganalogikan-nya dengan klub sepakbola.Anda tahu AC Milan? nah, di klub AC Milan pastilah ada pemain-pemain yang ber-posisi sebagai kiper, bek, gelandang dan striker.Nah, terdapat perbedaan posisi, kan? tapi mereka menyatukan perbedaan posisi itu untuk bahu-membahu membawa AC Milan meraih kemenangan baik di kompetisi domestik maupun Eropa.Perbedaan pendapat menuju kesatuan itu akan lebih kentara lagi jika mereka melebur dalam tim nasional.Mereka sejenak melupakan rivalitas mereka masing-masing di kompetisi domestik dan bergabung di timnas sepakbola mereka untuk bersama-sama berkompetisi dengan timnas-timnas lain menjadi yang terbaik di level piala Eropa atau piala Dunia.Kurang contoh? saya ambil contoh band musik.Di sebuah band musik, pastilah ada vokalis, bassis, gitaris dan drummer.Nah, ada perbedaan posisi dan tugas kan? tetapi mereka menyikapi perbedaan itu untuk bersama-sama membuat lagu dan karya sehingga dapat dinikmati oleh penggemar-nya dan masyarakat.
Begitulah contoh perbedaan menuju kesatuan yang di-contohkan Rasulullah.Jadi sah-sah saja kita berbeda, tetapi bagaimana menyikapi perbedaan itu untuk menjadi suatu kesatuan yang kokoh dan solid.

4 comments:

Anonymous said...

Sebaiknya posting ini tolong diedit bagian awalnya. Yang menerangkan hadis "Perbedaan Pendapat adalah Rahmat". Tidak sepatutnya kita menyebarkan hadis batil dan tidak berasal ini. Udah aku jelasin pada jawaban komentar no 3 di http://rosyidi.com/solusi-mudah-menentukan-hari-raya-idul-fitri/
Tidak sepatutnya kita menyebarkan perkataan yang bukan perkataan Rasulullah dengan mengatakan itu sebuah hadis bukan.

Toim said...

bukan-nya nggak mau ngedit hadist yg kamu bilang batil ini, tp jika hadis ini diubah, maka akan ngubah seluruh isi posting ini.Sekalian pengumuman kpd orang lain yg mbaca blog ini (kalo ada selain kamu), maka udah dijelasin klo hadist yg saya sebutin adalah tidak berasal atau bs juga disebut dhoif.

Anonymous said...

Apakah Perbedaan Pendapat itu Rachmat?

Kita diperintah Allah untuk bersatu dalam Aqidah, satu manhaj diatas Aqidah dan Manhajnya Rasulullah dan para sahabatnya. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An?am ayat: 153 yang artinya: "Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa."

Kita diperintahkan Allah untuk merujuk bersama kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah ketika terjadi perselisihan, bukannya membiarkan perselisihan aqidah dan hal-hal yang pokok dalam agama meradang di tengah ummat dengan dalih sepotong hadist palsu di atas. Firman-Nya dalan surat An-Nisa’ ayat 59 yang artinya: "Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya."

Sebagaimana Umar al Faruq berkata sebagaimana terjadi pada dirinya kenapa ummat ini berbeda padahal nabinya satu qiblatnya satu dan kitbnya satu kemudian bertanya kepada Ibn Abas dan berkata Ibn Abas Ya pemimpin orang orang mukmin al quran diturunkan kepada kita kemudian membacanya dan kita mengetahui sebabnya turun dan sesungguhnya bakal ada golongan setelah kita membaca al quran dan tidak tahu sebabnya diturunkan maka setiap golongan mempunyai pendapat masing masing kalau sudah begitu mereka akan berbeda pendapat. Maka tak disangkal bahwa perbedaan akan membawa petaka bagi ummat. Kecuali berbeda dalam profesi yang saling mengisi kekurangan pihak lain, dengan kelebihan masing-masing yang menjadi satu kesatuan utuh bagaikan satu bangunan nan megah.

Jadi perbedaan bukan dalam aqidah, tapi perbedaan kemampuan yang dapat bermanfaat bagi lainnya.

Wassalam.

antok_kotok@yahoo.com

Toim said...

Makasi udah mampir ke blog saya.Emang kita hrs banyak bersatu dalam banyak hal.Seperti hal2 lain, kita hrs lebih bnyk menutamakan banyak persamaan drpd memperbesar perbedaan.