Saturday, June 2, 2007

Fim - Film Indonesia Saat Ini

Entah mengapa, pada waktu hari libur lumayan panjang (1 Juni - 3 Juni 2007), penulis memutuskan untuk menyewa film di movie rental untuk menonton film, suatu aktivitas yang jarang dilakukan karena bukan hobi si penulis (karena ya kalo film-nya bagus, kalo filmnya jelek, pasti bikin boring abis).
Akhirnya, penulis pun memutuskan untuk menyewa film Indonesia, karena pengen nyoba nonton film Indonesia yang katanya sudah bangkit dari kuburnya, setelah awal 90-an, bisanya cuman bikin film hot dan vulgar.
Oh ya, penulis menyewa dua film Indonesia yaitu Ruang dan Pesan Dari Surga.Menurut penulis, film Ruang sudah cukup bagus dengan alur maju mundur yang menawan, tetapi penulis menyayangkan koq temanya cinta lagi cinta lagi, yang bikin boring dan ngantuk.Tetapi, sisi boring itu tertutupi oleh akting dan wajah Luna Maya yang cakep abis.Kalo menurut penulis, akting Luna Maya belum cukup tergali (kuburan kaleee), karena aktingnya masih terkesan datar, tapi penulis senang kalo liat Luna tersenyum (asli bikin melting).Ceritanya sendiri (cukup) standar, mengenai percintaan antara Chairil (Winky Wiryawan) yang naksir ama Kinasih (Luna Maya) dimana Chairil adalah pekerja kasar yang bekerja ama bapaknya Kinasih.Singkat cerita, terjadilah percintaan antara Chairil dan Kinasih, tetapi tanpa disadari ternyata Kinasih ternyata sudah ditunangkan ama Andika, teman kecil Kinasih.Kinasih sendiri pun (lagi-lagi) mempunyai penyakit lemah jantung.Akhirnya, Chairil pun tak mendapatkan Kinasih, meski mendapatkan anak hasil hubungannya dengan Kinasih.Nah, sudah banyak ngliat film atau sinetron dengan pola-pola seperti ini kan?
Yak, lanjut ke review film kedua, Pesan Dari Surga.Asli, film ini ancur abis.Kalo ada penghargaan dengan film dengan cerita terburuk, mungkin film ini salah satu nominasinya.Ceritanya nggak karu-karuan, dan tak mempunyai alur yang jelas.Mungkin film ini hanya menjual tampang-tampang ayu yang bikin penonton pria ngiler, karena memajang (lagi-lagi si cantik) Luna Maya, Rianti Cartwright, Catherine Wilson dan sederet aktris seksi laen, tapi setelah ngliat, asli nggak berkesan dan malah masuk kualitas cheesy.Nyaris tidak ada akting yang menonjol aktingnya dalam film ini, hanya menjual kebobrokan para pendukung film ini.
Bercerita tentang para personnel Topeng, Canting (Luna Maya), vokalis band Topeng sekaligus pacar Arman (Dimas Seto) yang selalu cemburu dengan kedekatan Arman dengan mantan kekasihnya.Lalu, ada Brazil (Catherine Wilson) yang berpacaran sekaligus dengan anak kembar, dan ada Veruzka (Rianti Cartwright) yang hamil sekaligus HIV akibat hubungannya dengan Dodo (Uli Herdinansyah).
Singkat cerita, film ini hanya menceritakan konflik-konflik cemen yang terjadi di antara personnel Topeng yang sudah banyak ditemui di film-film dan sinetron Indonesia sebelumnya.Oh ya, film ini juga dibumbui adegan-adegan yang (cukup) menyenangkan mata alias vulgar, juga kata-kata kasar yang (penulis rasa) hanya menambah turun kualitas film ini saja.
Pokoknya, penulis merasa kecewa-lah dengan film yang ditonton.
Kesimpulannya, ternyata film Indonesia masih terjebak dalam pola yang sama, yaitu masih menuruti selera pasar.Belum ada terobosan berani dan baru dalam bidang per-film-an, meski dalam segi peng-kamera-an sudah banyak kemajuan, sudut pengambilan gambar yang baru dan banyak kemajuan yang lain yang cukup bagus, tapi dari segi cerita, payah abis! karena kalo nggak ceritanya (mayoritas) cinta-cintaan antar remaja pasti horor yang hantunya nggak nyeremin malah terkesan katrok.Dan, parahnya lagi, itu hampir (pasti) terjadi tiap bulan.Tiap bulan rilis film baru, pasti temanya dari itu ke itu juga.Kayak nggak ada tema yang lain yang bisa dijual.Penulis jadi berpikir, apakah emang udah nggak ada tema cerita yang lain yang PH (Production House) sajikan dengan hanya mengejar materi semata tanpa memikirkan cerita film yang disajikan, sebodo teuing lah ama penonton, yang penting bisa balik modal, terus kalo bisa mbuatin sekuel yang mungkin ceritanya lebih katrok dari seri pertama.
Penulis berharap, tolonglah pak Sutradara dan penulis cerita, buatlah film yang baru, jangan hanya ikut-ikutan saja, mbok ya o sekali-kali keluar dari mainstream, dan jangan hanya menghitung untung rugi.Sesekali idealis kan gak pa-pa.Buatlah film tentang film aksi, film thriller atau film yang berbeda tema, jangan hanya cinta-cintaan atau horror katrok kayak sekarang, soalnya penulis yakin masih banyak koq penonton Indonesia yang ingin beda dan ngliat film-film dengan tema baru.Dan satu lagi, jangan hanya menjual tampang-tampang ayu dan bodi-bodi bohay hanya untuk mendongkrak film tersebut, dijamin (hanya akan) sedikit berhasil.Pasti, penonton tak mau tertipu terus menerus kalo hanya menjual tampang dan bodi tanpa diimbangi kualitas cerita yang bagus.
Penulis yakin, harapan masih ada di masa depan.Kan ada ungkapan, janganlah berputus asa.Mudah-mudahan ada banyak sineas-sineas berbakat yang dapat membuat film-film bagus di masa depan, diimbangi dengan aktor dan aktris yang (cantik) dengan akting yang keren.

No comments: