Ternyata Indonesia adalah negara yang "jago" berpesta, yaitu pesta demokrasi.Setelah kemarin berpesta demokrasi "kecil" yaitu pilkada, sekarang Indonesia telah bersiap-siap untuk menggelar pesta demokrasi yang lebih besar lagi, yaitu pesta demokrasi untuk memilih calon legislatif dan calon presiden.
Aq jadi berpikir, setelah menggelar pesta sedemikian gede untuk memilih beberapa orang yang katanya "pantas" untuk menjadi wakil rakyat, apa sepadan dengan biaya yang dikeluarkan?
Seperti yang kita tau, setiap pesta demokrasi baik pilkada maupun pilpres ato apalah itu, selalu membutuhkan kertas untuk dicoblos/dicontreng.Proses pembuatan surat suara tersebut tentulah sangat rumit dan melalui prosedur yang panjang serta berbiaya tinggi, dimulai dari biaya pencetakan surat suara, biaya distribusi, biaya melipat dan lain-lainnya.
Setelah surat-surat suara tersebut sampai ke tiap-tiap daerah pemilihan, dan masyarakat telah menggunakan hak suara/hak pilihnya, lalu kertas yang telah tercoblos/tercontreng itu dikemanakan yah? Pertama, tentu saja surat-surat suara tersebut di kumpulkan lalu dihitung satu persatu pasangan calon kepala daerah/presiden mana yang mengumpulkan suara terbanyak oleh KPU/KPUD.Setelah surat-surat suara itu dihitung dan hasil pilkada ato pilpres pun resmi diumumkan KPU/KPUD, lalu akan dikemanakan surat-surat suara itu? dibakar? disimpan terus di gudang? ato kemana...?
Alangkah sayangnya, jika surat-surat suara itu dibakar ato dibiarkan di gudang sampe membusuk.Kalo-pun dijual ke tukang loak pun hasilnya pasti tak seberapa dibandingkan biaya pembuatan-nya.
Ugh! Demokrasi ternyata mahal banget harganya.Itu pun belon tentu sebanding dengan hasil yang didapat oleh demokrasi tersebut :(
Monday, March 30, 2009
Monday, March 23, 2009
The Hardest Part
Ternyata miara blog susah-susah gampang juga.Adaaaa aja halangan untuk ngapdet blog, dari mulai rasa males ngapdet, koneksi yang luambat pol untuk masuk ke blogger, bahkan sampe alesan yang terkadang dibuat-buat, yaitu gak ada bahan postingan :)
Padahal kalo dulu, rajin banget ngapdet plus blogwalking ngalor ngidul kesana kemari.Maklum, ngejar setoran buat kasih komen :D Sekarang sih kalo ke warnet, paling bawaan-nya ndonlod melulu ama ngliat "adult material" :D
Mmmm...udah dulu deh.Mo nyari inspirasi dulu ^^
Padahal kalo dulu, rajin banget ngapdet plus blogwalking ngalor ngidul kesana kemari.Maklum, ngejar setoran buat kasih komen :D Sekarang sih kalo ke warnet, paling bawaan-nya ndonlod melulu ama ngliat "adult material" :D
Mmmm...udah dulu deh.Mo nyari inspirasi dulu ^^
Saturday, February 14, 2009
Death and All His Friends

Anda takut mati? sama, aq juga ^^ Setiap manusia, ketika ditanya tentang kematian pastilah jawaban mereka rata-rata sama yaitu takut akan datangnya kematian.Tapi, apa sih daya kita sebagai makhluk yang lemah dan tak berdaya di hadapan malaikat pencabut nyawa? bisakah kita menolak kala ia datang menjemput? tentu saja jawabannya tidak.Tetapi, bukan itu yang menjadi topik masalah di postingan blog-ku kali ini.Aq akan membahas kenapa sih manusia mempunyai perasaan takut akan kematian? Mungkin, berikut diantaranya:
Merasa Takut Karena Belum Mempunyai Bekal Yang Cukup
Rata-rata manusia takut akan mati karena mereka merasa belon mempunyai bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan setelah dunia fana.Mereka merasa amalan-amalan yang telah mereka kumpulkan ketika hidup belon banyak berarti untuk menolong menghindarkan mereka dari azab baik itu azab kubur maupun azab akhirat.Oleh sebab itu, mereka berusaha untuk berusaha beramal habis-habisan agar kelak bekal mereka itu cukup untuk mereka pertanggung jawabkan di hadapan Ilahi.
Merasa Takut Meninggalkan Kekayaan Dunia
Apa jadinya ketika manusia yang sukses di dunia dihadapkan pada kematian? sanggupkah mereka bercerai dari kekayaan yang sudah mereka usahakan selama ini? tuluskah hati mereka ketika berpisah dari anak dan istri yang sangat mereka cintai? Maukah mereka meninggalkan pangkat dan pekerjaan yang sangat ia banggakan? tentu saja mereka takut kehilangan semua hal itu.
Merasa Takut Karena Banyaknya Pendapat Tentang Kematian
Rata-rata manusia takut mati karena terpengaruh pandangan "Katanya mati itu sakit", atau "Katanya mati itu tidak menyenangkan", dan banyak pandangan-pandangan lainnya.Yah, mereka wajar aja gelisah dan takut karena belon ada se-orang pun yang mati lalu hidup kembali ke dunia untuk menceritakan bagaimana rasanya mati itu.Makanya banyak manusia lalu mengira-ngira sendiri dan akibatnya malah takut mati karena emang belon pernah merasakan kematian sebelumnya.
Merasa Takut Karena Ada Impian Yang Belum Tercapai Dalam Hidup
Ketika manusia hidup di dunia dan sedang mengejar sesuatu dalam hidup apalagi sesuatu yang sangat berarti dalam hidupnya entah itu pekerjaan ato cita-cita, tentu mereka tak ingin kematian menghadang jalan mereka untuk mencapai tujuan tersebut.Tapi, apa mau dikata, terkadang impian kita tak sejalan dengan takdir Ilahi.Nah, untuk mengantisipasinya tentu saja mereka bekerja dan menabung agar kelak ketika mereka meninggal, para penerus mereka akan meneruskan impian mereka tersebut.
Nah, kalo anda sendiri gimana? apakah anda takut mati ato malah pengen mati? ^^
Tuesday, January 13, 2009
Katanya Zaman...
Memang susah jadi manusia saat ini. Karena sekarang ini katanya zaman edan, kalo nggak ikut edan nggak keduman. Makanya banyak anggota dewan yang makan dana siluman. Bahkan ketika ada anggota dewan yang terkenal ‘putih’ diingatkan agar jangan ikut-ikutan, tapi katanya dana itu sayang jika tidak dimanfaatkan, untuk modal bergerak dalam perjuangan. Maka sudah dikemanakan-kah sosok iman, yang seharusnya Qur’an dan Sunnah jadi pedoman, yang bukan hanya semangat dan indah saat diucapkan, dalam kajian – kajian rutin pekan-an.
Katanya zaman kiwari, kalo nggak jual diri nggak makan nasi. Makanya sekarang banyak anak – anak gadis jual diri. Isteri – isteri buka ‘lapak’ dengan alasan bantu suami. Bahkan ada yang lebih parah sang ibu kandung jadi mucikari. Karena langganannya adalah para anggota Dewan yang baik hati. Dengan alasan membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan di negeri ini. Apakah mereka sudah tidak punya harga diri, umbar aurat hanya demi sesuap nasi, seolah sudah tidak ada jalan keluar lagi, seolah jika tidak melakukan itu mereka akan mati. Bukankah rezeki sudah ditetapkan oleh Sang Robbul Izzati. Tinggal bagaimana langkah kita untuk menjemput rezeki. InsyaAllah rezeki yang halal itu telah menanti.
Katanya zaman gila, kalo nggak gila nggak bahagia. Makanya keluarlah prinsip jika ada kesempatan kita sikat saja. Halal haram sudah dilupa. Uang korupsi dibilang untuk bisnis jualan permata. Yang penting rumah megah ada dua, mobil mewah ada lima serta banyak tanam modal dalam reksadana. Lupakah mereka bahwa dunia ini hanya sementara, dunia yang sifatnya fana, hanya menunggu saat berakhirnya. Bukankah kabar gembira telah datang kepada mereka, akan adanya syurga yang siapapun akan kekal didalamnya. Maka mengapa mereka tidak tergoda untuk masuk kedalamnya.
Katanya zaman gendeng, kalo nggak sableng nggak dianggap gayeng. Makanya ada motto buat apa hidup dibikin puyeng. Buat apa harus terikat dengan aturan agama untuk hidup yang nggak langgeng. Ngegele di kamar kost dan pergaulan bebas barulah greng. Apakah mereka tidak mudeng? Bahwa perbuatan mereka hanya memuaskan para pemilik modal yang berotak gendeng.
Katanya zaman mbeling, kalo nggak clubbing nggak dianggap orang penting. Makanya banyak orang yang hobi minum topi miring. Ada ayah yang menggauli anaknya sampai bunting. Berbuat amanah bukan lagi hal yang penting. Akibatnya banyak Anggaran Negara dan Anggaran Daerah yang digunting. Yang penting keluarga dan rekan kerja puas main banking, tak peduli banyak rakyat yang bunuh diri karena pusing. Lupakah mereka dengan hari yang genting. Di Yaumul Hisab kala amal mereka ditimbang ternyata banyak yang garing, dengan hadiah azab neraka yang mendengarnya saja bikin bulu kuduk merinding.
Katanya zaman sedeng, kalo nggak sedeng nggak digandeng. Makanya banyak pemimpin yang tutup mata kala banyak pengusaha membangun bedeng. Bedeng untuk jual miras dan lokalisasi berbuat sedeng. Karena merekalah yang mensuplai dana kampanye Pilkada dan Pemilu untuk para Kanjeng. Sehingga setelah terpilih seolah mata mereka tertutup hordeng. Harusnya mereka tahu bahwa jabatan sebenarnya bagaikan kaleng, yang ketika diinjak kaki pastilah gepeng. Maka ketika menjabat seharunya mereka menutup bedeng – bedeng, yang membuat masyarakat berbuat sedeng.
Katanya zaman kalabendu, orang yang berbuat lurus dianggap lucu. Makanya KKN adalah motto hidupku. Sekolah dan guru jualan buku, yang wajib dibeli oleh para wali murid yang pasrah mati kutu, padahal mereka lagi pusing untuk bayar SPP bulan lalu. Sedangkan mereka sudah digaji dari pajak rakyat jenis ini itu. Seharusnya mereka bahu membahu, untuk menghilangkan kebodohan yang sudah membeku, yang dirintis oleh para penjajah sejak ratusan tahun lalu. Sehingga ketika ditanya oleh Allah Yang Maha Tahu, sudahkah menunaikan kewajiban atas jabatanmu itu. Maka senyum merekah akan hadir dari bibirmu, lantas berikan bukti jutaan anak didik yang sekarang tunduk menyembah kepada Allah Yang Satu.
Katanya zaman burik, jadi orang baik malah dihardik. Maka ketika nasehat diucapkan yang terjadi adalah polemik. Guru tak mau mendengarkan kebenaran dari anak didik. Tetangga tak mau diingatkan bahkan yang menasehati dibilang udik. Anak mengingatkan orang tua malah dibawaan badik. Bukankah Rosulullah datang untuk meningkatkan akhlak manusia menjadi baik. Buahnya adalah hubungan antara sesama adalah ibarat kilauan pelangi yang menarik. Sehingga ketika nasehat datang seharusnya yang terucap adalah labbaik.
PS: Postingan ini diambil dari komen bung Tedi Setiadi disini.Asyik banget mbacanya, karena bahasanya mempunyai rima (maaf kalo salah, soalnya udah lama gak belajar bahasa Indonesia ^^; ).
Jika ingin menyambangi blog bung Tedi, silahkan klik disini
Katanya zaman kiwari, kalo nggak jual diri nggak makan nasi. Makanya sekarang banyak anak – anak gadis jual diri. Isteri – isteri buka ‘lapak’ dengan alasan bantu suami. Bahkan ada yang lebih parah sang ibu kandung jadi mucikari. Karena langganannya adalah para anggota Dewan yang baik hati. Dengan alasan membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan di negeri ini. Apakah mereka sudah tidak punya harga diri, umbar aurat hanya demi sesuap nasi, seolah sudah tidak ada jalan keluar lagi, seolah jika tidak melakukan itu mereka akan mati. Bukankah rezeki sudah ditetapkan oleh Sang Robbul Izzati. Tinggal bagaimana langkah kita untuk menjemput rezeki. InsyaAllah rezeki yang halal itu telah menanti.
Katanya zaman gila, kalo nggak gila nggak bahagia. Makanya keluarlah prinsip jika ada kesempatan kita sikat saja. Halal haram sudah dilupa. Uang korupsi dibilang untuk bisnis jualan permata. Yang penting rumah megah ada dua, mobil mewah ada lima serta banyak tanam modal dalam reksadana. Lupakah mereka bahwa dunia ini hanya sementara, dunia yang sifatnya fana, hanya menunggu saat berakhirnya. Bukankah kabar gembira telah datang kepada mereka, akan adanya syurga yang siapapun akan kekal didalamnya. Maka mengapa mereka tidak tergoda untuk masuk kedalamnya.
Katanya zaman gendeng, kalo nggak sableng nggak dianggap gayeng. Makanya ada motto buat apa hidup dibikin puyeng. Buat apa harus terikat dengan aturan agama untuk hidup yang nggak langgeng. Ngegele di kamar kost dan pergaulan bebas barulah greng. Apakah mereka tidak mudeng? Bahwa perbuatan mereka hanya memuaskan para pemilik modal yang berotak gendeng.
Katanya zaman mbeling, kalo nggak clubbing nggak dianggap orang penting. Makanya banyak orang yang hobi minum topi miring. Ada ayah yang menggauli anaknya sampai bunting. Berbuat amanah bukan lagi hal yang penting. Akibatnya banyak Anggaran Negara dan Anggaran Daerah yang digunting. Yang penting keluarga dan rekan kerja puas main banking, tak peduli banyak rakyat yang bunuh diri karena pusing. Lupakah mereka dengan hari yang genting. Di Yaumul Hisab kala amal mereka ditimbang ternyata banyak yang garing, dengan hadiah azab neraka yang mendengarnya saja bikin bulu kuduk merinding.
Katanya zaman sedeng, kalo nggak sedeng nggak digandeng. Makanya banyak pemimpin yang tutup mata kala banyak pengusaha membangun bedeng. Bedeng untuk jual miras dan lokalisasi berbuat sedeng. Karena merekalah yang mensuplai dana kampanye Pilkada dan Pemilu untuk para Kanjeng. Sehingga setelah terpilih seolah mata mereka tertutup hordeng. Harusnya mereka tahu bahwa jabatan sebenarnya bagaikan kaleng, yang ketika diinjak kaki pastilah gepeng. Maka ketika menjabat seharunya mereka menutup bedeng – bedeng, yang membuat masyarakat berbuat sedeng.
Katanya zaman kalabendu, orang yang berbuat lurus dianggap lucu. Makanya KKN adalah motto hidupku. Sekolah dan guru jualan buku, yang wajib dibeli oleh para wali murid yang pasrah mati kutu, padahal mereka lagi pusing untuk bayar SPP bulan lalu. Sedangkan mereka sudah digaji dari pajak rakyat jenis ini itu. Seharusnya mereka bahu membahu, untuk menghilangkan kebodohan yang sudah membeku, yang dirintis oleh para penjajah sejak ratusan tahun lalu. Sehingga ketika ditanya oleh Allah Yang Maha Tahu, sudahkah menunaikan kewajiban atas jabatanmu itu. Maka senyum merekah akan hadir dari bibirmu, lantas berikan bukti jutaan anak didik yang sekarang tunduk menyembah kepada Allah Yang Satu.
Katanya zaman burik, jadi orang baik malah dihardik. Maka ketika nasehat diucapkan yang terjadi adalah polemik. Guru tak mau mendengarkan kebenaran dari anak didik. Tetangga tak mau diingatkan bahkan yang menasehati dibilang udik. Anak mengingatkan orang tua malah dibawaan badik. Bukankah Rosulullah datang untuk meningkatkan akhlak manusia menjadi baik. Buahnya adalah hubungan antara sesama adalah ibarat kilauan pelangi yang menarik. Sehingga ketika nasehat datang seharusnya yang terucap adalah labbaik.
PS: Postingan ini diambil dari komen bung Tedi Setiadi disini.Asyik banget mbacanya, karena bahasanya mempunyai rima (maaf kalo salah, soalnya udah lama gak belajar bahasa Indonesia ^^; ).
Jika ingin menyambangi blog bung Tedi, silahkan klik disini
Saturday, January 10, 2009
בבקשה להפסיק מלחמה, ישראל
Adakah suatu alasan yang masuk di akal bagi sebuah negara untuk menyerang negara lain? dan adakah juga alasan untuk mengirim pasukan bersenjata hanya untuk menghancurkan dan mengorbankan penduduk sipil terutama wanita dan anak-anak?
Please Stop Your Aggression, Israel!!
PS: Judul di atas juga bermakna untuk stop berperang, tapi dalam bahasa Hebrew, yaitu bahasa yang sering dipake oleh kaum Yahudi yang kebanyakan bermukim di Israel
Please Stop Your Aggression, Israel!!
PS: Judul di atas juga bermakna untuk stop berperang, tapi dalam bahasa Hebrew, yaitu bahasa yang sering dipake oleh kaum Yahudi yang kebanyakan bermukim di Israel
Tuesday, December 30, 2008
Oh Nasibmu, Rupiah... :(

Ternyata nilai mata uang rupiah kalo diubah menjadi mata uang negara-negara lain, nilainya sangat sangat njomplang.Walah...walah, nasibmu, Rupiah, Rupiah :)
Mungkin Rupiah itu berharga kalo kita pergi ke negara Zimbabwe dimana mata uang negara Zimbabwe yang terkena inflasi besar-besaran :)
Kapan yah mata uang rupiah jadi berharga? ato setidaknya nilai rupiah gak njomplang-njomplang banget kayak gini? :P
Sebagai perbandingan, liat aja jika nilai rupiah kalo mau diubah ke mata uang negara-negara laen dibawah ini:
1 Dollar = Rp.11.000-an
1 Franc = Rp.10.000-an
1 Pounds = Rp.16.000-an
1 Euro = Rp.15.000-an
Sumber dari sini
Friday, December 5, 2008
Indosiar Sucks!!!

Dulu, sewaktu Indosiar pertama kali mengudara, acara-acaranya begitu menarik untuk ditonton.Film-film bule yang pernah diputer di bioskop yang agak-agak lama sering diputer kembali di Indosiar.Siaran olahraga sepakbola juga pernah ditayangkan juga.Tapi, kalo sekarang, mencet tombol remote ke channel Indosiar aja berat rasanya ^^;
Apa sebab? Acara-acara andalan di Indosiar sekarang sebagian besar SUCKS!! Mau nonton sinetron Indonesia? ah, itu sih acara yang paling menyebalkan, apalagi di Indosiar malah di-modifikasi segala.Lha wong, pemeran-nya orang Indonesia, lha koq suara-nya di-dubbing :( piye tho? mana kalo mbuat sinetron pake spesial efek segala lagi.Mending kalo spesial efeknya bagus gitu, yang ada malah keliatan nggilani :D
Ceritanya pun isinya marah-marahan ama gampar-gamparan mlulu.Aq jadi berpikir, ini sebenernya sinetron ato pertandingan tinju berat sebelah yak? ^^ Dan parahnya lagi, sinetron begituan diputer dari pagi, siang, ampe malem, dan tiap hari lagi!!! GRRRR..!!
Pokoke aq saranin, untuk anda-anda yang masih muda dan be-IQ tinggi, hindari nonton Indosiar!! Malah bikin nilai IQ anda menurun!!
*Lebay* :D
Ah, pokoknya, Indosiar SUCKS!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)