Wednesday, December 26, 2007

Cinta Fitri is Back!!



Iseng-iseng setelah membaca koran Kompas, tiba-tiba mataku tertumbuk ke sebuah tabloid Nova yang tergeletak di ruang tamu.Setelah ku lihat, aku senyam-senyum sendiri.Nova edisi terbaru (No.1035 Edisi Desember) menampilkan cover Shireen Sungkar bersama Teuku Wisnu dengan judul cover yang tertulis besar-besar "Bocoran Cerita Cinta Fitri 2".
Wow, sebegitu bombastis-kah sinetron ini? sampe-sampe dibuat sekuel-nya? sampe tabloid Nova pun memberikan "sedikit" bocoran kepada para pembacanya agar tidak penasaran? Setelah tak liat-liat, ternyata gak ada istimewanya tuh cerita Cinta Fitri 2, malahan ceritanya gak beda-beda jauh ama sinetron dengan tema-tema serupa.
Aku jadi penasaran, dimana sih letak istimewa-nya sinetron yang satu ini? apa karena Shireen Sungkar? atau karena Teuku Wisnu? atau cantik dan seksinya Donita, jalan ceritanya, atau.....
Kalo diberondong pertanyaan gini terus menerus, malahan tambah bingung njawabnya.Nah, kalo ada pembaca blog ini yang penggemar berat Cinta Fitri 1 yang tau letak keunggulan sinetron satu ini, tolong beritahu aq ya? kali-kali aja aq jadi seperti Ny.Habibie yang nge-fans berat ama sinetron Cinta Fitri :P

Sunday, December 16, 2007

Bakrie dan Korban Lumpur Lapindo

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indonesia, Aburizal Bakrie, ternyata dinobatkan sebagai manusia terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes.Forbes memperkirakan kekayaan keluarga Bakrie mencapai sekitar 50 Trilyun (WOW!!).
Tentunya, para pengungsi korban lumpur di Porong, Sidoarjo, berharap banyak bahwa Bakrie dengan uang segitu banyak akan membayar ganti rugi sebagai kompensasi atas tenggelamnya banyak rumah dan hilangnya pekerjaan mereka di Porong, Sidoarjo akibat lumpur yang disemburkan oleh ulah PT Lapindo.
Aku hanya bisa ngomong "Lupakan saja'! Para pengungsi Lapindo jangan terlalu banyak berharap, dan jangan terlalu banyak bermimpi bahwa Bakrie dengan PT Lapindo-nya akan melunasi kekurangan pembayaran kepada korban lumpur Lapindo.
Sekarang saja, mereka "hanya" sanggup membayar 20% dari tuntutan para korban lumpur Lapindo, dan sisanya mereka banyak menunda-nunda, entah sampai kapan.Segala usaha para korban lumpur pun seakan hampa dari mem-blok arus lalu lintas dan jalur kereta api dari-ke arah Surabaya, demo ke Jakarta, sampai merengek-rengek masuk TV pun, tak akan membuat Bakrie dan keluarganya bergeming.
Jangan ngomong bila mereka, para keluarga Bakrie tak punya empati.Tak punya rasa sosial yang tinggi atau tak mengerti kesedihan dan kesusahan orang lain.Jangan bilang pula, bahwa tidak ada keadilan dan supremasi hukum di negara ini, karena memang dua hal itu sudah lama lenyap dari negara ini.Sumpah serapah, cacian dan makian tak akan membantu.Malah hanya bikin dosa!
Realitislah!! Mencari uang itu tak gampang, apalagi mengumpulkan uang sampai 50 Trilyun! Bakrie dan keluarganya pun tak bodoh mengeluarkan uang "hanya" untuk memenuhi membayar tuntutan para korban lumpur Lapindo yang gila dan tak realistis (menurut Lapindo).
Untuk para pengungsi korban lumpur Lapindo, segeralah keluar dari tempat pengungsian sumpek dan ruwet yang kalian tempati dan bikinlah usaha sendiri.Jika tak punya modal, anggukkan kepala dengan penawaran yang ditawarkan Lapindo dan terimalah skema ganti rugi yang ditawarkan.
Kalo tidak mau dan masih keukeuh juga ngendon di tempat pengungsian, bersiaplah anda banyak menerima sakit hati dan mungkin sakit jiwa karena banyaknya tekanan batin yang anda alami.
Dan, satu lagi saranku, jangan terlalu banyak berharap dari janji-janji dan omongan-omongan pejabat, orang-orang partai atau oknum-oknum lain yang bisanya hanya tebar pesona dan seakan-akan mereka peduli pada penderitaan anda, karena yang sudah kita tahu dan sadari, mereka melakukan itu hanya untuk mencari simpati dan perhatian.Setelah mereka naik ke tampuk kekuasaan, mereka akan lupa kepada anda, PERCAYALAH!!!

Friday, December 7, 2007

Be Creative, Malaysia

Wahai Malaysia,

Setelah kalian mengambil pulau Sipadan dan Ligitan dari kami,
Setelah kalian banyak menyiksa rakyat kami yang bekerja di negeri kalian,
Setelah kalian banyak menerima hasil bumi curian dari negeri kami,
Setelah kalian mengirim teroris kelas internasional ke negeri kami,
Setelah kalian mengimpor bandar narkoba kelas kakap,

Kami banyak terdiam seribu bahasa dan tak berdaya

Kini ketika kalian mengaku bahwa batik adalah hasil budaya kalian
Reog Ponorogo adalah hasil budaya klaim kalian
Angklung, alat musik tradisional ala Indonesia pun kalian klaim
Menggunakan lagu Rasa Sayange sebagai lagu pariwisata kalian

Kami tak bisa berdiam diri lagi
Kami harus bangkit untuk membela hasil budaya asli kami mati-matian

So, Please, Malaysia,
Be Creative-lah
Jangan hanya bisa mencuri budaya asli kami
Negara kalian kan bisa mendirikan menara Petronas yang tinggi dan megah
Kalian pun bisa mendirikan Cyber Jaya yang kalian klaim sebagai silicon valley-nya
Malaysia.
Kalian pun punya sirkuit Sepang yang tiap tahun dijadikan adu balap mobil F1
Apa sih susahnya menciptakan budaya yang asli Malaysia?
Apa sih susahnya menciptakan lagu tema pariwisata lain selain Rasa Sayange?
Apa sih susahnya menciptakan kesenian lain selain menjiplak reog Ponorogo?

Kalau kalian tak mampu, berarti tak salah bagi kami, rakyat Indonesia, untuk menjuluki Negara kalian sebagai Malingsia , yang bisanya hanya mengambil dan mencuri hasil kekayaan negeri kami.