Saturday, April 28, 2007

Linus Torvalds

Tentunya anda pernah mendengar kata "Linux", ataupun pernah mencobanya.Ya, Linux adalah sistem operasi pesaing Windows yang terbilang cukup pesat kemajuannya di banyak negara.Bahkan, di banyak negara-negara maju maupun berkembang, banyak sekolah-sekolah dan kantor menggunakan aplikasi Linux dan Open Office sebagai aplikasi perkantoran karena dirasa mahal bila membeli Windows beserta Microsoft Office yang harganya selangit.
Tetapi, apakah anda tahu siapa "bidan" yang melahirkan Linux? Linus Torvalds-lah orangnya.
Linus adalah orang Finlandia asli dan dilahirkan di Helsinki pada tahun 1969 dari ayah yang bernama Nils dan ibu bernama Mikke Torvalds.
Linus sendiri yang bernama lengkap Linus Benedict Torvalds sudah berkutat dengan komputer sejak kecil.Ia terbiasa bermain-main dengan bahasa pemrograman Basic dan bahasa assembly yang merupakan bahasa tingkat rendah untuk pemrograman.Ia mempelajari itu untuk mengatasi performa komputer-nya yang sering drop.Kebiasaan yang seperti inilah yang mengispirasikan Linus untuk mengembangkan Linux di kemudian hari.
Hingga Linus remaja menginjak bangku kuliah di Universitas Helsinki, hobinya yang mengutak-atik bahasa pemrograman tidak berubah, hingga ia mengenal Unix yang dikenal sebagai sistem operasi tangguh yang berjalan di kampusnya.
Berbulan-bulan ia dan rekannya, Lars Wirzenius mempelajarinya.Karena sistem operasi Unix merupakan sistem yang berbayar, maka Linus dan Lars hanya bisa mempelajarinya di kampus.Selain Unix, Linus juga melirik Minix sebagai klon Unix untuk dipelajari.Ia juga banyak membaca buku-buku tentang Unix dan Minix yang diantaranya ditulis oleh Andrew Tanenbaum.
Karena ia memang jenius dalam mengotak-atik sistem operasi dan banyak belajar dari milis Minix di kampusnya, maka secara perlahan-lahan ia dapat memperbaiki bug yang terdapat di Minix, bahkan hebatnya lagi ia dapat membuat sistem operasi yang mirip dengan Minix yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya.
Proyek membuat "Linux" ini dimulai saat liburan musim panas di tahun 1991.Hingga akhirnya di sekitar November 1991, rekan sejawatnya, Ari Lemmke menawarkan tempat bagi proyek Linus di server FTP milik Universitas, dan folder tersebut dinamai /pub/os/linux di server nic.funet.fi.
Nama Linux sebenarnya hanya nama sementara, karena Linus tidak ingin disebut egois dan bahkan ia sendiri menamakan proyeknya dengan sebutan Buggix (karena banyak bug-nya) dan juga pernah terlintas ingin dinamakan Freax (kepanjangan dari Freak dan X).Rekannya, Lemmke, menolak semua nama itu (mungkin nama itu dianggap ndeso atau katrok) sehingga folder di FTP tersebut tidak berubah namanya.
Hingga suatu saat, Linus pun woro-woro (memberi pengumuman) kepada para pengguna milis Minix tentang proyeknya tersebut.Tentu saja, banyak hacker pun berminat untuk menjajal proyek Linus tersebut dan menambah fitur-fitur serta mengurangi bug-bug yang terdapat di proyek Linus tersebut.
Proyek Linux pun banyak kebanjiran respon perbaikan dari para hacker yang bergotong-royong menghidupkan Linux.Linus pun secara bertahap mengumpulkan dan menyortir perbaikan-perbaikan tersebut dan mengumpulkan-nya dalam rilis terbaru Linux.Tapi, karena Linus merasa kurang, karena Linus hanya membangun kernel sistem operasi dan agar benar-benar mirip seperti sistem operasi lainnya, Linus memerlukan program-program lainnya dan Linus pun menunjuk software berbendera GNU sebagai aplikasi yang sering ia pakai bersama Linux.
Pada saat yang sama, Richard Stallman dan Free Software Foundation-nya memang tengah menyusun sistem operasi lengkap yang mirip dengan Unix namun free.Mereka menamai proyek tersebut dengan GNU (GNU Not Unix).
Berbeda dengan Linus yang menyusun kernel sistem (Linux-nya) terlebih dahulu, sejak 1984 GNU telah menyusun aplikasi dan library-nya dulu, namun kernel sistemnya (Hurd) belum selesai.
Hacker dan pemakai software GNU pun menyatukan kernel sistem Linux dengan software GNU sehingga terciptalah GNU/Linux.Orang banyak memang sering menamakannya dengan Linux, namun peran Stallman dan GNU-nya tentulah tidak kecil.Linux pun berkembang di bawah bendera GPL (General Public License) dan sering disebut copyleft (kebalikan dari copyright).Linus secara baik hati membolehkan orang menyalin, menggunakan, dan mendistribusikan Linux secara bebas, bahkan gratis.
"Melepas Linux secara cuma-cuma adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat", begitu kata Linus dalam wawancara dengan jurnal komputer Firstmonday
Setelah itu, banyak pihak-pihak yang membuat distro-distro Linux dan berkembang besar seperti salah satunya Red Hat dengan Fedora-nya, dan Novell dengan Open Suse-nya serta Canonical dengan Ubuntu-nya, dan mulai mereguk keuntungan dari wabah munculnya Linux.
Linux pun berkembang sangat pesat dan mulai dianggap ancaman serius oleh Bill Gates dengan Windows-nya serta Steve Jobs dengan Apple-nya.

Sumber: Bundel Khusus Komputeraktif seri Linux: Linux Langsung Bisa (2003)

Saturday, April 14, 2007

Amarok The Super Player

Komputer selain dipakai untuk bekerja, ada juga saatnya komputer dipake untuk mendengarkan musik yang asek-asek.Kalo OS-nya berjalan di sistem windows seh banyak aplikasi yang bisa dipake, selain Winamp yang ngetop-nya minta ampun yang setiap komputer (ampir) pasti terpasang aplikasi ini, tetapi penulis lebih menyukai iTunes, selain GUI-nya yang ciamik, juga gampang meng-konfigurasinya.
Tapi, penulis yang sudah hijrah ke Linux tidak kekurangan akal, karena Linux-pun ternyata sudah dipersenjatai beberapa pesaing iTunes yang tak kalah dahsyat seperti Amarok, Rhythmbox, Banshee dan lainnya.Namun, penulis hanya membahas audio player yang sangat dahsyat yaitu Amarok.
Amarok yang berlogo serigala ternyata sangat powerful dalam meng-handle file-file mp3, dan tak hanya mp3, jika dipasangi codec, hampir semua file-file musik berekstensi lain bisa diputar di dalamnya.Taruhlah seperti AAC, OGG, FLAC, WMA, dan yang lainnya dapat berjalan dengan smooth di aplikasi ini.
Amarok juga pintar untuk memberi "tag" pada mp3 yag anda koleksi, sehingga anda dapat mengetahui nama lagu, artis, album dan lainnya, sehinnga memudahkan anda dalam menyortir koleksi musik digital anda.
Amarok juga dilengkapi script-script yang dapat anda download secara gratis di situsnya, sehingga Amarok keliatan tambah powerful dan hebat daripada jukebox digital lain.
Amarok juga mempunyai fasilitas "pembakar" yang ter-integrasi langsung dengan K3B (www.K3b.org) sehingga pengguna dapat "membakar" langsung koleksinya di aplikasi ini.
Amarok mempunyai tampilan yang sangat cantik dan mirip dengan iTunes, sehingga pengguna awam pun dapat secara mudah meng-konfigurasi koleksi mp3-nya, selain itu pengguna dapat mengatur equalizer sesuka hati untuk menyetel output suara yang akan didengarkan.
Pendek kata, Amarok adalah digital player serba bisa yang dapat diandalkan, dan untuk pengguna Windows, anda tak perlu khawatir, karena pengembang Amarok berencana mem-port Amarok berbarengan dengan rilisnya KDE 4 di Windows di sekitar bulan Oktober-November 2007.
Kesimpulannya, untuk pengguna Linux dan pencinta musik, pastikan Amarok menjadi Jukebox one and only di PC anda.
Untuk men-download Amarok, sambangi aja situs-nya di amarok.kde.org serta berikut cara peng-instalannya.Menurut pengalaman penulis, meng-install amarok ndak sulit koq, hanya dibutuhkan dependensi berupa ruby dan taglib.Untuk mendapatkan dependensi-nya cari aja di Google atau di www.archlinux.org.Ato, kalo gak mau susah-susah hampir di setiap Linux dengan basis KDE, pasti ada Amarok di dalam-nya.
Happy listening music and peace!!